PALANG MERAH INTERNASIONAL
A. Sejarah Palang Merah
Palang Merah adalah organisasi yang bersifat social yang bergerak dibidang kemanusiaair, berlandaskan prinsip-prinsip palang merah. Kegiatan ini bergerak pada masa damai yang dilindungi oleh konvensi Jenewa dan protocol tambahan tahun 1977. Pada masa perang mengawasi serta memberikan pelayanan terhadap tawanan perang. Sedang masa damai memberikan pembinaan dibidang kesehatan serta ikut membantu menunjang program pemerintah dan memberikan pelatihan tenaga Palang Meral, dan menyiagakan bila terjadi perang atau bencana alam.
Henry Dunant adalah seorang pelopor berdirinya organisasi Palang Merah di dunia. Beliau berkebangsaan Swiss yang lahir pada tanggal 8 Mei 1828 dan berkat jasanya yang begitu besar kernudian dijadikan sebagai peringatan hari ulang tahun Palang Merah dunia. Sebagai usahawan Henry Dunant banyak melakukan perjalanan kebeberapa daerah diantaranya adalah Solferino, dalam pcrjalanan terjadi pertempuran antara Australian dan Italia serta Sardania tapatnya pada BULAN JUNI 1859, beliau menyaksikan se_kitar 40.000 orang terluka tanpa adanya perawatan yang memadai. Selain itu banyak yang luka-luka dibiarkan begitu saja. Sekembalinya dari Solferino beliau menulis buku tentang perang tersebut dan akibatnya dalam sebuah buku yang berjudul " A memory of Solferino/ Memori di Salfarino" , buku tersebut berisi 2 gagasan utama tentang :
a. Pentingnya pendirian organisasi relawan di suatu negara
b. Adanya aturan ( perjanjian ) perang.
Dari saran tersebut akhirnya menarik perhatian 4 orang warga Jenewa, yaitu: Guillame Hendufour, Gustafe Mauyner, DR. Louis Appia dau DR. Theodore IVlounir. Akhirnya mereka dan Henry Dunant membentukpanftia_Ink_rnasional dan berhasil rnelaksanakan konferensi Internasional di Jenewa pada tanggal 22 Agustus 1863. juga didirikan oleh 12 orang sebagai perwakilan dari 12 negara yang menghasilkan keputusan sebagai berikut :
1. Lambang Palang Merah dan penggunaanya.
2. Meletakkan landasan Palang Merah
3. Pendirian lembaga bantuan unurk para korbarig,perang.
B. Komponen - kornponen Palang Merah
I. ICRC ( Oktober 1863 ).
Komite Palang Merah Internasional (International Comite of Red Cross/ICRC) Kornite Adalah organisasi kemanusiaan yang netral, tidak berpihak dan mandiri yang semata-mata melaksanakan tugas kemanusiaan untuk melindungi kehidupan dan martabat korban-korban perang dan kekerasan dalam negeri serta memberi bantuan kepada mereka. ICRC adalah kumpulan dari negara-negara yang peduli terhadap kemanusian yang tergabund dalam organisasi Palang Merah di seluruh dunia.
MANDAT ICRC adalah :
1. MELINDUNGI dan MEMBANTU KORBAN KONFLIK BERSENJATA
2. MEMPROMOSIKAN HHI / HPI .
II. IFRC
Federsi Internasional Palang tilerah dan Bulan Sabit Merah (The International Federational qr Reel Cross and
Red C'recenl Socie.;). Federasi ini berdiri 1919 atas ide Henry Dunant P Davidson yang bermarkas di
Jenewa di mana bertugas mengordinasikan seluruh organisasi kemanusian palang merah dan bulan sabit merah di
dunia ini. Madat IFRC adalah Koordinator Perhimpunan Nasional dalam bantuan bencana alam/teknologi dan
kesehatan.
KOMPONEN GERAKAN INTERNASIONAL PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH :
1. Komite Internasional Palang Merah (1863)
2. Perhimpunan Nasional Palang Merah/ Bulan Sabit Merah (1864)
3. Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional (1919)
C. Prinsip-prinsip Palang Merah
Rinsip Palang Merah ini dihasilkan pada tahun 1863 yang ta-diri dari :
1. Kemanusiaan (Humanity)
Gerakan Palang Merah dikirikan berdasarkan keinginan memberikan pertolougan bagi orang yang membutuhkan
2. Kesamaan (Imper`iality)
Dalam memberikan pertolongan Palang Merah tidak membuat perbedaan atas dasar kcbangsaan. suku, agama, kepcrcayaan, tingkat dan pandangan politil..
3. Kenetralan (Netrality)
Tidak memihak atau melibatkan diri dalam tentangan politik, suku, Agama atau idiologi
4. Kemandirian (independence)
Gerakan ini bersifat mandiri perhimpunan nasional disamping membantu pemerintahannya dalam bidang kesehatan juga harus menaati peraturan negaranya, harus menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip – prinsip gerakan ini.
5. Kesukareaan (voluntary)
Gerakan ini memberikan bantuan sekurela tidak didasari oleh kegiatan untuk mencari keuntungan apapun.
6. Kesatuan (Unity)
Didalam satu negara hanya terdapat satu perhimpunan Palang Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiannya di seluruh wilayah
7. Kesemestaan (Universality)
Mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.
PALANG MERAH INDONESIA
A. Latar Belakang Berdirinya Palang Merah Indonesia.
Gagasan beririnya PMI sudah ada sejak 21 Oktober 1873 dengan nama NERKAI tetapi masih didomisasi oleh Belanda. Pada tahun 1939 - 1940 DR. RCL Senduk dan DR. Bahder Djohan mengusulkan kepada Belanda untuk membangkitkan kembali organisasi ini, tetapi terjadi perang dunia ke 2 gagasan ini belum juga terlaksanan:
Presiden RI memberikan mandat atau perintah pada tanggal 3 September 1945 kepada Mentri kesehatan Bapak Dr. Boentaran untuk menjajaki kemungkinan berdirinya Palang Merah. Akhirnya disepakati bahwa 17 September 1945 adalah hari berdirinya Palang Merah Indonesia sedangkan ketua umumnya yang pertama Drs. Moch. Hatta (1945 – 1946)
B Kedudukan Asas dan Tujuan.
Palang Merah Indonesia ( PMI ), adalah lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri, didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tanpa membedakan latar belakang korban yang ditolong
Palang Merah ialah bersetatus badan hukum yang diwakili oleh pengurus baik keluar atau kedalam, kedudukan di Jakarta dan bersifat mandiri (otonomi) berdasarkan Pancasila dan 1945. Adapun susunan organisasinya adalah:
I. PMI Pusat : Seluruh wilayah indonesia
2. PMI Provinsi : Tingkat Propinsi
3. PMI Kab. / Kota : Tingkat Kabupaten dan Kotamadya
4. PMl Kecamatan : Tingkat Kecamatan
D. Misi dan Visi PMI.
Misi =
PMI menjadi Organisasi Kemanusiaan yang Profesional, tanggap dan dicintai masyarakat
Visi =
1. Mengembangkan Organisasi
2. Meningkatkan Kualitas SDM
3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kepalangmerahan
4. Kegiatan yang berbasis masyarakat
5. Meningkatkan dan mengembangkan jejaring kerjasama
6. Menyebarluaskan Prinsip Dasar PM dan BSM
7. Mengembangkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kpalangmerahan
PERTOLONGAN PERTAMA ( PP ).
A. PENGERTIAN
Pemberian Pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan penangan medis
dasar. Yang bertujuan menyelamatkan jiwa/nyawa, mencegah cacat dan membantu proses penyembuhan.
B. Medis dasar.
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara
khusus.
C. Dasar hukum
· Pasal 531 KUHP
· Pasal 322 KUHP
D. Pelaku Pertolongan Pertama.
Adalah : Penolong yang pertama kali tiba ditempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar
E. Kewa.jiban Pelaku Pertolongan Pertama
Ø Menjaga kcsclamatan diri, anggota, tim, penderita dan orang sekitar.
Ø Menjangkau penderita
Ø Dapat mcngcnali dan mengatasi masalah yang niengancam nyawa
Ø Meminta bantuan atau rujukan
Ø Memberi pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
Ø Membantu pelaku pertolongan lainnya
Ø Ikut menjaga kerahasiaan medic pcrderita
Ø Berkornonikasi dengan petugas lainnya yang terlibat
Ø Mempersiapkan penderita untuk transportasi
F. Kualifiikasi Pelaku Pertolongan Pertama
Ø Jujur bertanggung jawab
Ø Berlaku professional
Ø Kematangan emosi (Sabar dan tak panik /tak gugup)
Ø Kenampuan bersosialisasi
Ø Kemampuanya terukur
Ø Kondisi fisik baik Mempunyai rasa bangga
G. Peralatan Dasar Pelaku PP
APD (Alat Pelindung diri) → Sarung tangan. Kacamata pelindung, Baju pelindung, Masker penolong, Masker
resusitasi. Helm.
H. Peralatan Pertolongan Pertama
Ø Penutup luka → kasa Steril, bantlan kasa
Ø Pembalut luka -> pembalut gulung, Plester, Elastic verban,metela / segitiga
Ø Cairan Pembersih (Antiseptik) → Borwater, Rivanol, lopovidone, alcohol
Ø Peralatan Stabilisasi korban → Bidai leher, Bidai alat gerak, Papan spinal panjang
Ø Kapas, Oksigen, gunting, Pinset, Senter, Termometer, Selimut, Kartu Penderita, Tensimeter, Stetoskop
PENANGANA PERTOLONGAN PERTAMA
1. Penilaian Keadaan
2. Penilaian Dini
3. Pemeriksaan Fisik
4. Riwayat Penderita
5. Pemeriksaan Berkala atau lanjut
6. Pelaporan
A. Penilaian Keadaan.
Bertujuan untuk memperoleh gambaran secara umum tentang kejadian yang sedang dihadapi
1. Meliaht keadaan umum/ kesan umum/ keadaan saat itu.
2. Penolong Memperkenalkan Diri.
3. Informasi keadaan ( kejadian, pasien, saksi, keluarga, kesan umum, tanda-tanda dan gejala ).
B. Penilaian Dini
1. Kesan Umum ( trauma atau medis ).
Ø Kasus Trauma
Akibat rudal paksa → Tanda-tanda jelas
Contoh : Kasus pendarahan, Patch ;clang
Ø Kasus Medis
Tanpa ada riwayat rudal paksa
Penolong → Upaya mencari riwayat gangguan pada korban, meminta korban menjelaskan keadaan
2. Periksa Respon
3. Pastikan Jalannya nafas Terbuka
4. Nilai Pernafasannya
5. Nilai Sirkulasi dan Hentikan pendarahan
6. Hubungi Bantuan.
PENILAIAN DINI HARUS DISELESAIAKAN DAN SEMUA KEADAAN YANG MENGANCAM NYAWA HARUS DITANCGULANGI SEBELUM MELANJUTKAN PEMERIKSAAN FISIK"
C. Pemeriksaan Fisik
Pada penderita cedera cari → P L N B/ D O T S
Ø P - Perubahan bcntuk / D = Deformitas
Ø L - Luka terburca / O = Open Injury
Ø N- Nyeri tekan / T = Tendernes
Ø B - Bengkak / B = Bengkak
Pemeriksaan fisik meliputi
Kepala, Leher, Dada, Peret, Punggung, Panggul, Anggota gerak atas dan bawah. Catalan : Kondisi kulit ?
(lembab, kering, berkeringat) Warna kulit ? (biru, pucat, merah, kehitaman, kekuningan)
1. Tanda Fital Manusia
v Denyut Nadi normal
§ Bayi → 120 – 150 X / menit
§ Anak → 80 – 150 X / Menit
§ Dewasa → 60 – 90 X / Menit
v Frekuensi Pernafasan normal
v Bayi → 25 – 50 X / menit
v Anak → 15 – 30 X / Menit
v Dewasa → 12 – 20 X / Menit
v Suhu tubuh normal → 37 C
v Tekanan darah normal
Ø Systole → 100 140 Mm Hg
Ø Diastol → 60 – 90 Mm Hg
Pemeriksaan Denyut Nadi dapat dilakukan melaiui : Pergelangan tangan, Lengan bawah, Lipat papa, Leher
D. Riwayat Penderita
Dilakukan pada korban kasus medil melalui proses wawancara (bila sadar) Akronim KOMPAK
K = Keluhan utama
O = Obat-obatan yang diminum
M = Makanan/minuman yang terakhir
P = Penyakit yang diderita
A =- Alergi yang dialami
K = Krjadian
E. Pemeriksaan Berkala atau lanjut
Pemeriksaan berkala adalah pemeriksaan yang dilakukan dari awal yang dikerjakan terus sebelum
mendapatkan pertolongan medis sebagai langkah pengontrolan.
F. Pelaporan
Scluruh pcmcriksaan dan tindakan yang dilakukan dilaporkan secara singkat dan_jelas pada penolong
berikutnya/ rumah sakit/ dokter.
PERTOLONGAN PADA PERDARAN KECIL
Contoh Luka : kena pisau, kena silet, jatuh babras, dll
Pertolongannya :
- Di bawa ke ruang UKS.
- Bersihkan darah dengan refanol.
- Dikasih obat betadine.
- Di beri penutup luka ( hansaplas, perban. Kasa steril ).
- Ceceran darah dibersihkan dengan alcohol.
PERTOLONGAN PADA PERDARAHAN BESAR
Cirinya : darah mengalir tidak berhenti-berhenti.
Pertolonganya : 3T ( tutup, Tekan, dan tinggikan dari jantung ).
- Tutup Dengan kasa steril atau perban atau kapas atau kain.
- Tekan pada pembuluh darahnya agar darah cepat terhenti.
- Posisikan luka lebih tinggi dengan jantung.
- balut dengan perban atau mitela.
PERTOLONGAN PADA ORANG TIDAK SADAR/ PINSAN
Penyebabnya : belum makan, lagi sakit, stress/ banyak masalah, masuk angina, dll.
Cara pertolongannya :
- Diangkat/ evakuasi keruang UKS.
- Tidurkan ditempat tidur.
- Kalu pucat jangan dikasih bantal ( kaki lebih tinggi dari jantung)
- Lepas sepatu dan kaos kaki, lepaskan ikat pingggang, lepaskan kancing baju atas dan jelbab atau dasi ).
- Berikan minyak kayu putih atau basem pada hidung. ( minyah di taruh dalam kapas dan dibaukan kehidung ).
- Kasih minyak kayuputih pada leher, perut, telapak kaki dan tangan.
- Berikan teh manis dan hangat.
PERTOLONGAN PADA PENYAKIT SESAK NAPAS
Contohnya : sakit asmah, alergi debu atau asab, dll
Pertolongannya :
- Diangkat/ evakuasi keruang UKS.
- Tidurkan ditempat tidur.
- Kalau pucat jangan dikasih bantal ( kaki lebih tinggi dari jantung)
- Lepas sepatu dan kaos kaki, lepaskan ikat pingggang, lepaskan kancing baju atas dan jelbab atau dasi ).
- Berikan minyak kayu putih atau basem pada hidung. ( minyah di taruh dalam kapas dan dibaukan kehidung ).
- Miringkan stabil ( boleh kekanan atau kea rah kiri selama -+ 10 menit .
PERTOLONGAN PADA PATAH TULANG
Patah tulang ada dua macam :
- Patah tulang terbuka
Patah tulang terbuka adalah bila terjadi luka robek dan tulangnya terlihat patah atau remuk dan mengeluarkan darah.
- Patah tulang terbuka
Patah tulang tertutup adalah patah tulang yang tidak terlihat secara fisik hanya dapat di lihat dari ciri-cirinya seperti sakit bila digerakkan, adanya benjolan, adanya luka memar dan sakit digerakkan, tidak bias digerakkan dan sakit.
Pertolonganya :
1) Pertahankan posisi luka atau tulang ( bila bengkok jangan diluruskan, bila lurus tetap lurun , dll).
2) Siapkan 3 buah tali atau metela yang dilipat menjadi dua ( satu panjang dan satu pendek/ yang panjarng diatas).
3) Letakkan tiga tali dibawah luka.
4) Berikan spalek atau bidai pada luka.
5) Ikat tali satu persatu.
6) Evakuasi / dibawa ke UKS atau rumah sakit.
CARA GOSOK GIGI YANG BENAR.
Waktu gosok gigi yang baik dua kali sehari ( setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
Cara gosok gigi :
1) Basahi sikat dengan air bersih.
2) Oleskan pasta gigi secukupnya.
3) Kumur 3 x dengan air bersih.
4) Gosok gigi bagian depan kearah atas dan bawah.
5) Gosok gigi sampng kiri dan kanan dengan cara memutar.
6) Gosok gigi dalam bawah dengan arah bepan ke belakang.
7) Bagian dalam atas di congkel – congkel.
8) Kumur minimal 3 x.
9) Cici muka dengan air bersih.
CARA CUCI TANGAN PAKAI SABUN YANG BAIK.
Cucitangan dilakukan ketika akan makan ( jajan ), setelah bersih-bersi, setelah megang hewan dll.
Cara melakukanya :
1) Basahi tangan.
2) Cuci sabun dan oleskan keseluruh tangan.
3) Cuci sabun dan kembalikan pada tempatnya.
4) Gosok telapak tangan.
5) Gosok Punggung tangan.
6) Gosok Selah-selah jari.
7) Gosok Ujung jari
8) Gosok ibu jari.
9) Bilas dengan air bersih arah lengan tangan ke bawah.
10) Keringkan dengan kain bersih.
KESIAPSIAGAAN & RESPON BENCANA PMI KABUPATEN KEDIRI
Kondisi kita Jawa Timur :
Luas Jawa Timur 47.157,72 km2 Terdiri dari :
Daratan 90 % dan kepulauan 10 %
KONDISI GEOGRAFIS :
- 7 gunung berapi aktif ( Semeru, Bromo, Arjuna, Kelud, Raung
dan Pegunungan Kawah Ijen);
- 3 sungai besar : Bengawan Solo melintas 5 kabupaten :
( Ngawi, Bojonegoro, Tuban,Lamongan dan Gresik ) dan
sungai Brantas melintas 12 kab/kota ( Malang, Kediri, Blitar
Nganjuk , Jombang, Mojokerto, Sidoarjo dan Surabaya);
Sungai Pekalen Sampean, melintasi 2 kabupaten
(Bondowoso, Situbondo)
- Wilayah pantai selatan (rawan Tsunami) meliputi :
8 kab. ( Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Malang,
Blitar,Lumajang, Jember, Banyuwangi);
BENCANA BESAR YANG PERNAH TERJADI DI JAWA TIMUR
- Gempa dan Tsunami di pantai selatan tahun 1994
- Tanah longsor dan banjir bandang
• Tahun 2002 di Pacet Mojokerto dan Kota Mojokerto serta Situbondo
• Tahun 2006 di Jember, Jombang dan Situbondo
• Tahun 2007 di Trenggalek
• Tahun 2008 di Situbondo dan Bondowoso
- Status awas gunung Kelud pada Oktober 2007
- Banjir dan genangan di Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo tahun 2007/2008 dan 2009. di Kab. Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan & Gresik
- Puting beliung
Sehubungan Dengan Penanganan Bencana Saat ini :
1. Koordinasi penanggulangan bencana belum dapat dilaksanakan secara maksimal dan bersifat parsial, mengingat kelembagaan penanggulangan bencana kabupaten / kota belum terbentuk keseluruhan (1 BPBD sudah ada Perda Dan 5 BPBD dengan Perbub.)
2. Adanya anggapan bahwa bencana jarang terjadi sehingga tdk.perlu dipersiapkan ;
3. Penanganan bencana merupakan tanggung jawab Pemerintah;
4. Penanganan bencana masih berorientasi pada upaya tanggap darurat /saat terjadi bencana, Sedangkan upaya pra bencana belum banyak dilakukan;
5. Pemahaman masyarakat terhadap bencana masih kurang, sehingga mengakibatkan banyak terjadi korban saat terjadi bencana;
KESIAPSIAGAAN :
- Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU no. 24/2007).
- Kekuatan, Peralatan, Personil
Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan bencana.
PRINSIP DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
(Undang-Undang RI No.24/2007)
(Undang-Undang RI No.24/2007)
- Cepat dan Tepat
- Prioritas
- Koordinasi dan keterpaduan
- Berdaya guna dan berhasil guna
- Transparasi dan akuntabilitas
- Kemitraan
- Pemberdayaan
- Non diskriminatif dan non politisi
PENTINGNYA PERAN SERTA MASYARAKAT
- Masyarakat lokal dapat mengefektifkan kerjasama dengan pihak lain;
- Masyarakat lokal lebih memahami secara alamiah terhadap karakteristik dan ciri2 akan terjadinya bencana;
- Masyarakat lokal merupakan kelompok rentan yang berpotensi menjadi korban bencana;
- Terjadinya bencana seringkali diakibatkan dari rendahnya tingkat pemahaman serta kepedulian masyarakat terhadap sumber potensi bencana;
- Peserta pelatihan dapat menjadi pemangku kepentingan yang tanggap, tanggon , tangguh ,trengginas dan tanpa pamrih dalam penanggulangan bencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar